GNU/Linux sebagai pilihan hidup
Pilih Distro Sesuai Selera
Distro akronim dari Distribusi GNU/Linux adalah gabungan kernel Linux (sistem operasi) beserta paket aplikasi lengkap yang dapat digunakan langsung.

GNU/Linux adalah pilihan moral! Berawal dari ketidak tahuan dan ketidak pahaman saya pribadi bahwa didalam software berlisensi bayar yang saya bajak ternyata ada hak orang lain yang tidak sengaja saya abaikan. Menurut pandangan agama Islam yang saya anut, hal tersebut termasuk dalam kategori perbuatan dosa dan efeknya lebih kemasalah moral. Pasti akan di pertanggung jawabkan di hari kemudian. Kok bisa..?

Yaa.. orang lain yang dimaksud disini adalah seseorang/kelompok yang membuat suatu software kemudian melindungi software tersebut dengan yang namanya lisensi yang membatasi pihak lain atas software itu. Ada aturan-aturan yang melekat pada software tertentu yang tidak boleh kita abaikan begitu saja, yang paling urgen adalah izin menggunakan harus diikuti dengan membayar sejumlah royalti (*membeli) ke pihak pembuat. Izin menggunakan didalamnya tidak termasuk izin untuk meminjamkan, menduplikasikan, memodifikasi apalagi mendistribusikannya.

Gue akui secara terbuka jika beberapa tahun gue sempat terjebak dalam lingkaran bajak membajak proprietary software, tepatnya masa awal kuliah. Menginvestasikan sejumlah uang untuk membeli yang orginal adalah hal yang tidak terpikirkan. Gimana mau dipikirkan beli komputernya aja mesti menghemat uang kuliah beberapa tahun. Okelah gue pada waktu itu sama seperti teman-teman lain bermasa bodoh dengan hal tersebut, toh kurikulum pendidikan dikampus gue tidak memberi pilihan yang lebih bijak. Akhirnya ngeles sendiri atas nama pendidikan tidak apa-apalah.

Kesalahan fatal yang saya sadari belakangan!

Kesyukuran luar biasa diberi kesempatan menjadi bagian keluarga besar Himakom, ada beberapa senior yang idealis memperkenalkan tentang dunia GNU/Linux. Sangat menarik, aneh, membuat penasaran dan sangat terasa sulit awalnya. Tapi itu tidak dijadikan alasan untuk mundur apalagi setelah studi banding ke beberapa tempat di pulau Jawa, peluang kerja dengan skill ini sangat terbuka. Sambil kuliah jalan, bulat deh tekadnya mesti tugas akhir dengan tema GNU/Linux, tahap ini gue lolos. Gue bangga bisa mengangkat tema GNU/Linux karena kelompok gue satu-satunya yang berani tampil dengan rasa platform GNU/Linux.

Setelah lulus S1 mutusin ke jakarta dengan mengandalkan skill dibidang network base GNU/Linux, maklum apresiasi salary untuk skill GNU/Linux di makassar masih sangat rendah ditahun 2007. Idenya sangat sederhana, gaji pertama minimal 2 juta rupiah. Wajarlah pasang nilai itu hampir setiap hari gue belajar giat waktu kuliahnya. Alhamdulillah ada yang mau nampung bahkan interviewnya dilakukan di Makassar, jadi sebelum ke Jakarta sebenarnya sudah ada perusahaan yang bersedia menampung.

Kehidupan sebagai karyawan swasta di Jakarta dimulai, sampai hari ini gue masih dihidupi oleh skill dibidang GNU/Linux. Menghasilkan sesuatu dari software open source merupakan nikmat yang tidak terkira. Beban dosa akibat menggunakan software berbayar tidak lagi menenami langkahku. Jangan sampai gue batal masuk surga gara-gara pertanggung jawaban menggunakan software bajakan. Ngak kerenlah kalo masuk surganya dicancel gara-gara software..

Sekarang waktunya gue mengajak Anda sekalian yang belum mampu membayar royalti dari software berbayar cobalah beralih dengan software Open Source. Atau ikuti saran saya, biaya royalti dialihkan menjadi sedekah untuk orang-orang yang membutuhkan disekitar kita. Khan indah kalo kita berbagi..

GNU/Linux juga bisa digunakan produksi kok, jadi jangan takut total menggunakannya. Buktinya sekarang saya hidup 99% menggunakan GNU/Linux.


Menu GNU/Linux Menu Profil Mr Wevils Menu Ragam Hidup Mr Wevils Link Menu W-Linux Menu Kontak Mr Wevils
didedikasikan untuk gerakan GO GREEN!
klik image untuk kemenu lainnya