Beberapa minggu ini perdebatan mengenai isu judul diatas sungguh menyita perhatian personalitasku sebagai warga negara. Sebagai salah satu anak bangsa yang belum pernah merasakan namanya wajib militer tentunya program ini sangat saya setujui untuk dilaksanakan demi melakukan sedikit usaha perbaikan mental bangsa kita.

Identifikasi militer yang selalu identik dengan hal-hal yang berbau kekerasan (pake tanda petik), penggunaan senjata munkin yang menjadi trauma utama kenapa beberapa elemen masyarakat kita tidak setuju dengan program ini. Tapi saya yakin program wajib militer yang ingin di masukkan dalam undang-undang tidak akan bersinggungan langsung dengan kedua hal diatas.

Saya lebih melihat sisi baiknya diantaranya:
Latihan untuk disiplin, lihatlah fakta yang ada jika ada pertemuan disana tingkat keterlambatan cukup tinggi. Ini juga yang menjadi salah satu pemicu kenapa Jakarta selalu heboh dengan banjir karena masyarakat Jakarta dan sekitarnya masih sering membuang sampah tidak pada tempatnya. Iya kan? Saya yakin jika yang ikut wajib militer akan ada perubahan prilaku dari sisi kedisiplinan. Minimal buang sampah sudah pada tempatnya.

Anda masih ingat Sila Pancasila? Jika ada survei saya yakin antara yang ingat dan lupa akan berimbang. Wajib militer tentunya akan memperbaiki hal ini. Semangat kebangsaan, patriotisme, pluralisme, kegotong royongan dll minimal bersifat remembering. Itu lebih baik daripada tidak sama sekali, generasi kita terlalu diobokin dengan pemanfaatan teknologi, kemanjaan, kegalauan apalagi alay-alayan.

Terlalu banyak orang-orang di republik ini yang individualis. Benar kan ya? Menghargai orang lain, pergaulan dengan orang-orang sekitar munkin akan terpecahkan dengan program ini.

Terlalu banyak pula orang-orang di republik ini yang tidak peduli dan tidak mau pusing dengan kondisi bangsa ini. Ada hal yang perlu dipisahkan antara kepentingan politik dan spirit kebangsaan.

Saya tidak melihat kepentingan wajib militer untuk digunakan perang. Mo perang ama siapa?
Tapi buat jaga-jaga tidak ada salahnya toh..